Hanya Manusia

aku tertawa
lalu berenang dalam samudera air mata
buih-buih abu-abu pengakuan tunduk serta menyangkali Tuhan

saat fajar memancar
akulah matahari
ketika malam mendekap
akulah gelap
: melembab
digerogoti lumut yang surut saat ayam jantan meraung lagi

retak langit kugantungi keluh
harap memelas : malas
"kasihani Aku, Tuhan!"
duri mimpi menancap tajam pada ringisan
entahkah lelah atau muak pada bau anyir air mata dan keringat

tapi menyerah pada takdir
bagai berdansa dengan peti jenazah sendiri
terbuai lantunan nada tanya yang jauh lebih lantang
: inikah yang kutangisi ketika lahir?

aku tertawa lagi

aku.
bukan apa-apa.


Jakarta, 10-11 Oktober 2012

No comments:

Apa pendapatmu?

Powered by Blogger.