Dua Puluh Tahun Lalu

Aku tak ingat persis secantik apa wajah ibuku waktu itu.
Jemari bidan terlalu dingin menimang tangisanku yang berlumur darah
lagi pula dunia begitu membuatku takut,
padahal suara adzan tak kalah keras merobek telingaku

Mungkin dunia sudah lama mati.
tapi setidaknya ada kebahagiaan sepasang anak cucu adam yang terkembang saat hadirku kala itu.

terlebih Aku pada Tuhanku.
Anugerah ini indah
sampai ku kembali pada-Nya.
Semoga tetap indah.

Lautan syukur dan terima kasih.
Tuhan.
Ibu.
Ibu.
Ibu.
Ayah.


Kendari, 15 Desember 2010

2 comments:

  1. saya sangad menyukai tulisan anda yang ini...
    sedih bacanya,,,jadi ingat ibuku di kendari...

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Apa pendapatmu?

Powered by Blogger.