HINGGA PURNAMA TERBENAM

Akhmad Zulfikar


Ketika Purnama mengambang di atas pintu neraka
kudapati bintang-bintang menjerit riang dalam desahan keping malang
menggema di padang awan berkawan malam.
Malaikat-malaikat berjubah hitam kelam keluar menjejal semesta ajal,
memetik jiwa-jiwa yang menyimpulkan tangis pada tawanya.

Aku mencintaimu duhai Kekasihku !
Biarkan kepakan sayap jiwaku menyalami hatimu yang dingin yang bekukan mentari, senja tadi.
Aku hanya ingin bercerita padamu tentang awan hitam di hatiku
dan tentang pagi yang takkan datang esok hari
Tapi jika Kau masih lebih menyukai hening di sisimu,
biarkan kududuk di sisimu yang lain bersama cintamu

Aku sangat mencintaimu duhai Kekasihku !
demi bintang-bintang yang masih terus menjerit
dan demi Malaikat-malaikat yang sebentar lagi akan meniupkan maut kepadaku.
Tapi jika Kau masih lebih menyukai hening di sisimu,
biarkan ku duduk di sisimu yang lain bersama cintamu
sampai tiba waktunya kita terpisah
hingga Purnama terbenam malam ini.

No comments:

Apa pendapatmu?

Powered by Blogger.