Bidadari di Balik Punggungku

Aku tak pernah sepenuhnya mengerti mengapa Tuhan menitipkan kepada ku kehidupan yang sama sekali tak berisi apapun selain aku, jiwaku, dan pikiranku (yang dapat berubah lebih cepat dari detakan detik).
Setiap pagi , Mentari adalah teman ku dari langit yang sangat ramah : bernyanyi riang bersama embun dan dedaunan, sedang saat siang ia menguapkan segala kebusukan lagi palsu yang menggenangi alam ini.
Lalu ketika Malam bertandang ke Langit, berkalung bintang dan bertahtakan bulan, Aku hanya bisa menyaksikan keindahnya dari bawah atap Kemalangan yang sunyi di sini.

Sampai suatu saat ketika Waktu mengantarkan Kita dalam satu pertemuan singkat yang tak terlupakan itu, awan-awan berkerumun menjabat hariku dengan sesuatu yang tak pernah kusentuh sebelumnya dalam keadaan sadar dan mata terbuka.
Dunia ku seketika berganti : masa musim dingin sepiku yang panjang - kupikir akan berlangsung lebih lama lagi - akhirnya masuk dalam sebuah fase pancaroba yang indah.

Tuhan mengirimkan seseorang yang membuatku bertanya pada diriku sendiri tentang keberadaanku yang selama ini tak pernah ku pedulikan wujudnya.
Lalu apa kemudian?
Langit biruku penuh pelangi, di bawahnya bunga-bunga bermekaran di taman, menarik perhatian setiap kumbang yang melintas. Sedang pada malam nya semakin banyak bintang-bintang yang melantunkan romansa kehidupan yang baru saja Kau perkenalkan padaku. Lalu atas nama yang Kau - dan orang-orang - sebut Cinta (atau apalah namanya) kita melukis apa saja yang indah di atas kanvas baru dalam lembaran hidupku, menjadikan satu detik hidupku berikutnya lebih berarti dari bertahun kehidupanku di dunia yang ku bangun sendiri dan tak ku izinkan seorangpun menapak di atasnya.Hanya Aku dan Kebadian ciptaanku.

Aku, sedikit demi sedikit, mulai paham akan maksud Sang Maha Cinta menghadirkan ku di antara kasih dan kebencian dunia dengan segala kuat dan lemahku : mencintamu, menelanjangi kelemahan yang ku tutup rapat-rapat dalam peti di sebuah lubang gelap di dasar lautan terdalam, membuat jantungku berdebar bagai sebuah melodi kelahiran seorang bayi dari surga yang mengalun. Melindungimu, dengan sekuat-kuatnya raga dan hatiku menghadirkan seluruh kekuatan alam raya ini ke dalam hatiku yang meyakinkanku pada satu hal : Engkau adalah sayap di balik punggunggku yang mengepakkan keindahan-keindahan Cinta yang dapat menggangkat ku ke setinggi-tingginya tempat di langit yang pernah ku kunjungi.
 Mencintaimu pun karunia terindah yang pernah dihadiahkan Tuhan kepadaku, dan harus Kau tahu seberapa pun besar alam ini mungkin hanya dapat menggantikan setetes rasaku kepadamu. Karena pada tiap nafasku, setelah Tuhan, hanya nama mu yang ku desahkan dalam suka maupun dukaku.

Dan pejamkanlah matamu dalam dekapanku, bermimpilah dengan senyum di hatimu.
Lalu kan ku sematkan sinar Purnama di telingamu,
perlambang Keabadian yang menyelimuti Cinta dalam hati kita.

1 comment:

Apa pendapatmu?

Powered by Blogger.