Adam dan Hawa

Dan terciptalah Adam sebagai matahari dalam kegelapan Hawa yang dingin
yang memuliakan Keanggunan dan menjaga Keindahan suci nya.

Tak juga malam yang teramat temaram menawarkan mimpi pada tiap jiwa rapuh di kaki langit bisu,
sedang lolongan anjing terinjak rintik-rintik hujan di tengah amukan halilintar.
Matanya yang lentik tak sanggup memejamkan kenyataan : Dirinya begitu rapuh dalam kesendirian.
bahkan laut pun terbenam dalam kesedihannya.

Hujan, berderai lebat dari matanya
menggenangi setiap sudut ruangan puri hatinya.
seperti aliran air yang jatuh dari tebing lalu membeku di dasar danau.

Di benaknya, malam ini akan menjadi hari terakhir hidupnya
dan berharap terbangun di hari lalu, saat Adam memeluknya erat dengan cinta.

entah mengapa.
kegelisahan menikamnya bertubi-tubi membuatnya tenggelam lebih dalam-
setelah kapalnya karam terhempas gelombang pasang-
saat Purnama lalu mengembang

terus merintih di tepi kesakitan,
jeritan Hawa membelah bumi
mematikan segala kebahagiaannya yang sedang tumbuh.
dan akhirnya tak mampu lagi dirinya menahan runtuhan jiwa yang kini tinggal puing.
sorot matanya redup tertutup penyesalan.
perlahan, akhirnya terpejam.

dan seketika Adam datang membelainya hangat
mencairkan kegelisahannya.
lalu satu kecupan Adam di dahinya membangunkan raganya,
yang terlelap dalam dekapan cinta sempurna,
menyelamatkannya dari mimpi buruknya yang kejam.

No comments:

Apa pendapatmu?

Powered by Blogger.